*sigh* *deep sigh*
So, apa kabar blog? Biarkan gue menjelaskan kondisi gue terkini lebih dahulu.
Mahasiswa semester 7.
Dengan beban akademis sebesar 15 sks.
Terdiri dari 3 mata kuliah wajib dan 1 mata kuliah pilihan.
Total, ada 5 tugas yang harus diselesaikan minggu ini untuk mulai 3 ujian komprehensif minggu depan.
Iya, 1 tugas sudah dibantai kemarin pagi.
Satu tugas dibantai minggu lalu.
Dan satu tugas yang tampaknya nyaris bertahan.
Dan satu tugas gak penting tapi bermanfaat untuk mengangkat nilai.
Baru saja baca blog terdahulu dan paham sepaham-pahamnya bahwa si penulis manusia ter-naif yang pernah diamini oleh penulis sendiri.
Tapi sadar juga, I lost my positivity lately. Unggahan masa lalu membuatku merasa butuh angin penyegar dan penyemangat di antara padang pasir yang kering ini.
Ya, kembali mengeluh.
Sebenernya gatau sih, mengeluh hal yang baik atau nggak tapi akhir-akhir ini itulah yang sering gue lakukan. I wasn't such people. I always have positivity in my life. Optimistic one. Positive thinker, if I may show it off. Emang sih cuma tinggal 3 mata kuliah wajib, tapi kok malah tambah berat yah? Kok makin sulit yah? Kok makin susah yah dijalaninya? Kok makin membuktikan gue gak berkembang yah? Asli. Gue takut kejadian gagal pas jaman SD ke SMP dan SMP ke SMA keulang lagi. Ya, maksudnya gagal adalah gabisa mencapai target yang sudah dipasang paling tinggi. Kadang takut Tuhan hanya memberikan gue kesempatan masuk UI hanya sebagai bonus dan bukan sebagai apa yang memang pantas gue dapatkan berdasarkan kemampuan gue. Paham gak? Ya intinya gitu. Gue ngerasa bego banget akhir-akhir ini. Kayak, banyak banget hal yang menyadarkan gue bahwa ilmu gue belum banyak untuk bisa mengejar cita-cita gue (ya mungkin) untuk jadi psikolog dan (harus insyaAllah diwujudkan) untuk kuliah S2. Kebalik yah susunannya? SS2 dulu baru psikolog. Ya udah intinya gitu. Apasih. Kayak kalo gue boleh melakukan asesmen terhadap diri gue sendiri dan melakukan diagnosa terhadap diri sendiri, gue tau mau tempatkan kemampuan intelegensi dan daya kognitif gue ada dimana. Kayak laporan-laporan psikologis yang suka gue kerjain. Yang kadang gue komenin, nih orang kok bego banget sih, Tapi kayaknya itu kejadian di gue sih.
"Sdri. Sekar Citra Ningrum memiliki kapasitas berpikir yang memadai untuk permasalahan yang bersifat sederhana. Namun, ia butuh wkatu yang lebih lama untuk memahami sebuah fenomena ataupun informasi yang lebih kompleks".
Intinya gak bego-bego amat, tapi gak cukup pinter juga. Disaat gue ngetik kalimat barusan gue kepikiran. "Jir, gue tuh pinter asli. Gue gak mungkin gak pinter. Sebenernya apa yang udah diomongin sama dosen, pembantaian2 itu sudah ada di otak lo. Kalian punya pengetahuan dan cara berpikir yang sama. Bedanya, mereka tau mengorganisirnya, lo nggak". Pembelaan yang lain, yang gapapa juga sih. Intinya adalah sebenernya gue tau salah gue dimana, Gue sedikit banyak tau apa yang harus gue perbaiki. Tapi ya itu, kok malesnya gede banget sih bro? Gak nanggung2. Buktinya sekarang gue lebih milih ngetik ginian ketimbang tugas. *Ngomong sama diri sendiri* Ya intinya gitu, dari tadi gue ngmgnya gitu.
Sebenernya gue gapunya objektif apa-apa nulis blog ini. Sesederhana kangen nulis yang bebas kayak gini gapake APA APA-an. Kangen dan kebetulan punya uneg-uneg yang ingin dibrutalkan lewat kata-kata.wkwkk. Bisa lihat kan betapa tidak positifnya gue sekarang? Kalo kemaren2 sih gue bisa menyemangati diri sendiri setelah ngeluarin uneg-uneg. Positive thinking lah minimal. Tapi sekarang susah. Yang ada malah ketakutan2. Sesederhana takut gue bakal lulus atau nggak. HARUS LULUS LAH GILAKALI. Tapi takut wajar dong... Yaiyalah.. Percaya sama gue itu wajar. Sesederhana gue bakal bisa mencapai apa yang gue impikan gak yah? GUE MAU BIKIN SEKOLAH WOY! Lah? Mau bikin sekolah emang bisa pake otot doang? Otak juga woy. Maaf kalo kata-kata di post ini banyak yang gak disaring atau terkesan offensive. Atau memang offensive.
Disini gue belajar, sekali lagi gue belajar, bahwa hidup berputar dan orang berubah. Banyak yang bilang gue udah gak seceria dulu. Ya mungkin karena sekarang gue sedikit banyak lebih realistis dan kemakan tuntutan sosial. Gue jadi gak ceria. Gak bebas kayak saat gue masih sangat erat dengan idealisme gue. Dan gue yakin ini lah hidup yang sebenarnya. Kala realitas mulai memakan idealisme lo. Bagaimana cara mencegah idealisme kita gak mati? Gue nanya beneran karena gue gatau. Ketakutan gue akan kehilangan idealisme ini juga yang membuat gue gelisah dan menjadi tak terarah. Kayak kapal yang keilangan peta atau kompasnya gitu.
Jujur akhir-akhir ini gue sering merasa iri sama orang-orang yang masih bisa terus untuk menjadi dirinya sendiri. Tetap pada idealismenya. Anjir. Mereka kok bisa sih? Apa kabar sosial? Mungkin mereka persetan dengan itu. Gue rindu sama diri gue sendiri rasanya. Yang berjalan tanpa harus peduli sama apa kata orang. Yang terus jadi diri sendiri persetan apa kata orang. Gue capek juga sih sama sosial. Maksudnya, capek dengan kebiasaan mereka yang membuat gue akhirnya membandingkan diri gue ke orang lain. Terus menerus.
Dari sini gue belajar, bahwa ini lah hidup yang benerannya. Gue ga yakin ada orang yang bisa melewatinya mulus-mulus aja. Mereka pasti perang. Memperjuangkan idealisme tanpa mengesampingkan realitas dimana kita hidup. Sebenernya dikit banyak gue tau gimana caranya untuk menyeimbangkan tuntutan sosial dan memenangkan idealisme. Masalahnya sekarang adalah gue mulai gak yakin untuk menghadapinya. Gue takut kalo nanti gue mulai gue gabisa berhenti untuk terus mengabdi pada maunya orang. No.Tapi masih takut sih. Belum nyobain langsung wkwk.
Ibarat kata nih yah, kehidupan lagi menelanjangi dirinya yang gak cakep2 amat sama gue secara perlahan-lahan. Tapi keberanian untuk menerima apapun sih yang bisa bikin orang terus bertahan menurut gue. Ini sih yang masih gue coba gali lagi dari diri gue sendiri. Bisa gak sih gue menjalani ini? Mampu gak sih gue? ANJING BANGET SIH KALO GUE GABISA. I MEAN, YOU WANT THESE SHITS EAT THEIR OWN SHIT RIGHT? THEN JUST DO IT, SWEETIE WAFFLE.
Yeah, I boost my own mood now. Gue mau si tai-tai penghalang gue mencapai impian terbesar gue untuk memakan tai mereka sendiri. Tai makan tai. Tai-ception. Meta-tai. Hahahahaha. Sumpah gue gak nyangka gue jadi se-sarkas ini setelah ditempa sekian tahun kuliah. HAHA. Hidup Mahasiswa!
Kay, 15 more minutes to 3 a.m. Gue harus tidur sebelum pagi jam 9 nanti kembali ketemu salah satu kaki tangannya tai. I should handle it. Before I'm into the real shits. Yeah, one thing I should always remember is Allah always there for people who struggling.
Salam,
Mahasiswa Kacrut.
Apasih. WK.
*and while I post this blog, someone take one step further than me*
*and by mentioning "tai" here I'm not trying to judge or insult anybody*